laporan prakerinku
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam era
globalisai ini banyak masalah yang timbul diberbagai kalangan. Semua masalah
tersebut muncul karena perbedaan pendapat antara manusia dengan manusia yang
lainnya. Dari sekian banyak masalah yang paling sering dihadapi oleh setiap
masyarakat adalah sulitnya mencari lahan pekerjaan. Penyusun sebagai manusia
yang memiliki visi dan misi, tujuan dan strategi, serta wawasan untuk masa
depan, hendaknya tidak melupakan akan perkembangan teknologi dan informasi yang
mempunyai arti penting dalam suatu pekerjaan. Karena, hal tersebut menuntut
penyusun unuk mengikuti perkembangn zaman agar tidak ketinggalan dengan
informasi yang ada.
Saat ini ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berkembang sangat pesat serta dukungan dari
media informasi yang sedemikian rupa, mengakibatkan perubahan pola hidup di
berbagai kalangan masyarakat tanpa kelas. Dewasa ini kebutuhan untuk memperoleh
ilmu pengetahuan dan informasi sangat meningkat dan semua ini dikarenakan oleh
persaingan manusia dan kelompok / instansi yang sangat ketat demi kemajuan
usahanya. Sehingga hal ini dapat berdampak terhadap beban setiap siswa karena
mereka dituntut untuk mampu menggali informasi dari berbagai sumber, baik
secara formal maupun informal.
Setiap siswa
lulusan SMK dituntut untuk mempunyai suatu keahlian dan siap kerja. Karena
lulusan SMK biasanya belum diakui oleh pihak dunia usaha / industri, maka
diadakanlah suatu program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yaitu dengan melaksanakan
Prakerin agar setiap siswa lulusan SMK mempunyai suatu pengalaman dalam dunia usaha sebelum memasuki
dunia usaha tersebut secara nyata setelah lulus sekolah.
Sesuai dengan
hasil pengamatan dan penelitian Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, pola
penyelenggaraan di SMK secara tegas belum dapat menghasilkan tamatan. Hal
tersebut dapat dilihat dari kondisi pembelajaran yang belum kondusif untuk
menghasilkan tenaga kerja yang professional, karena keahlian professional
seseorang tidak semata-mata diukur oleh penguasaan unsur pengetahuan dan teknik
kerja, tetapi harus dilengkapi dengan penguasaan kiat bekerja yang baik.
Ada dua pihak
yaitu lembaga pendidikan dan lapangan kerja (Industri / Perusahaan / Instansi
tertentu) yang secara bersama-sama menyelenggarakan suatu program keahlian
kejuruan. Dengan demikian kedua belah pihak seharusnya terlibat dan
bertanggungjawab mulai dari tahap perencanaan program, tahap penyelenggaraan,
sampai penilaian dan penentuan kelulusan siswa.
Setiap sekolah
menengah kejuruan (SMK), baik teknik maupun nonteknik diwajibkan untuk
memberangkatkan siswa dan siswi mereka untuk melaksanakan kegiatan Prakerin.
Kegiatan Prakerin ini dilakukan di berbagai Perusahaan / Instansi milik Negara
maupun Swasta guna untuk melatih keterampilan dan mental seseorang di lapangan.
Kegiatn Prakerin ini sangat menguntungkan siswa dan siswi karena dapat menambah
pengetahuan kususnya dalam bidang pekerjaan teknologi dan informasi,
pengalaman, serta keprofesisonalan dalam melakukan suatu bidang pekerjaan.
Disamping itu, kegiatan Prakerin ini sangat berpengaruh terhadap nilai
kelulusan siswa-siswi di sekolah. Karena merupakan kenyataan bahwa pendidikan
khususnya pendidikan sekolah kejuruan non teknik belum sepenuhnya menyiapkan
tenaga terampil yang siap kerja sama secara mahir atau professional, mungkin
dengan kegiatan Praktik Kerja Industri ini dapat membantu siswa dan siswi lebih
terampil dalam dunia usaha.
B.
Dasar Pelaksanaan Prakerin
Melihat
kenyataan di atas, Dikmenjur menetapkan strategi operasional yang berdasarkan
kepada kebijakan “Link And Match” ( kesesuaian dan kesepadanan ) Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan dalam model penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda
pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam undang-undang
Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan Nasional, PP Nomor 20 Tahun 1990
tentang pendidikan menengah, PP Nomor 39 Tahun 1992 tentang peran serta
masyarakan dalam pendidikan nasional, Kepmendikbud Nomor 080 / U / 1992 tentang
Sekolah Menengah Kejuruan dan Kepmendikbud Nomor 080 / U / 1993 tentang
kurikulum SMK.
C. Maksud
dan Tujuan
Ø Maksud
Pendidikan
sistem ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan,
yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan
program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan berkerja langsung
pada bidang pekerjaan yang relevan, terarah dan mencapai kemampuan keahlian
tertentu. Dalam pengertian tersirat tersebut, bahwa ada dua pihak yaitu lembaga
pendidikan dan lapangan kerja (industri/perusahaan/instansi tertentu) yang
secara bersama-sama menyelenggarakan suatu program keahlian kejuruan. Dengan
demikian kedua belah pihak terlibat dan bertanggung jawab mulai dari tahap
perencanan program, tahap penyelenggaran, sampai pada tahap penilaian dan penentuan kelulusan peserta diklat, serta
pemasaranya.
Ø Tujuan
1.
Tujuan Praktik Kerja Industri (Prakerin)
Praktik
Kerja Industri (Prakerin) merupakan suatu sistem pembelajaran yang dilakukan diluar Proses Belajar Mengajar
dan dilaksanakan pada perusahaan /industri atau instansi yang relevan. Secara
umum pelaksanaan program Praktik Kerja Industri
ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa dibidang
teknologi, penyesuaian diri dengan situasi yang sebenarnya, mengumpulkan
informasi dan menulis laporan yang berkaitan langsung dengan tujuan khusus. Setelah
siswa melaksanakan program Praktik Kerja Industri secara khusus siswa
diharapkan memperoleh pengalaman yang mencakup tinjauan tentang perusahaan, dan
kegiatan-kegiatan praktik yang berhubungan langsung dengan teknologi, dan
mempersiapkan para siswa/siswi untuk
belajar berkerja secara mandiri, berkerja dalam suatu tim dan mengembangkan
potensi serta keahlian sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.
Penyelenggaraan
Praktik Kerja Industri (Prakerin) pada SMK bertujuan untuk :
a.
Menghasilkan
tenaga kerja yang berkualitas, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat
pegetahuan, keterampilan, etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan
pekerjaan.
b.
Memperkokoh
link and match antara SMK dan dunia kerja.
c.
Meningkatkan
efektifitasdanefisiensi proses pendidikan dan pelatihan kerja berkualitas.
d.
Memberi
pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses
pendidikan.
e.
Memperoleh
pendidikan untuk menjadi tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional.
f.
Mengetahui
perbedaan antara lingkungan Dunia Usaha/Dunia Industri dengan lingkungan
sekolah.
g.
Memberikan
gambaran bagi penyusun mengenai bagaimana cara berkerja yang baik dan benar,
sesuai dengan pendidikan yang didapat di dunia pendidikan atau sekolah.
2. Tujuan Pembuatan Laporan
Tujuan pembuatan laporan antara lain:
a.
Sebagai bukti melaksanakan Praktik Kerja Industri di
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Bapermades).
b.
Sebagai
laporan dari hasil Praktik Kerja Industri (Prakerin) yang telah di laksanakan
secara tertulis.
c.
Sebagai
pedoman untuk pembuatan karya tulis selanjutnya.
d.
Mengumpulkan
data, guna kepentingan sekolah dan khususnya penulis sendiri serta untuk
menunjang peningkatan pengetahuan siswa tingkat selanjutnya.
D. Waktu
dan Tempat Pelaksanaan
Ø Waktu
Adapun
waktu untuk melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda dengan cara Praktik Kerja
Industri ialah mulai Hari Selasa, 1 Juli 2014 sampai dengan hari Selasa 30
September 2014.
Ø Tempat
Adapun
tempat yang digunakan untuk pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) ialah
di griya Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Jl. Hm Sarbini No. 22, Kebumen.
BAB
II
TINJAUAN
UMUM
A.
Profil
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Bapermades) adalah Badan yang bertugas
melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang pemberdayaan masyarakat dan
desa berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Bapermades
terdiri dari 3 Bidang dan 1 Sekretariat, yaitu :
Ø Sekretariat
Terdiri
dari 3 sub bagian:
v Sub Bagian Perencanaan (Isya Rofiqoh,S.Sos)
Melaksanaan
urusan perencanaan program kegiatan evaluasi dan pelaporan.
v Sub Bagian Keuangan (Sri Kanti Lestari,SE)
Melaksanakan
urusan keuangan meliputi akuntansi, penerimaan kas, pengeluaran kas, pembukuan
dan pelaporan.
v Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (H. Bambang Sutanto,S.Sos)
Melaksanakan
urusan surat menyurat, kearsipan, perpustakaan, perlengkapan dan rumah tangga
serta pembinaan organisasi tata laksana dan administrasi di bidang kepegawaian.
Ø Bidang 1 (Pemberdayaan Masyarakat)
Melaksanakan penyusunan rencana dan program di bidang pemberdayaan
ekonomi masyarakat serta pembangunan sosial budaya dan peran serta masyarakat.
Di
kepalai oleh Yuswadi,S.Sos. terdiri dari dua sub bidang, yaitu:
v Sub Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Niken Suprobowati,SH)
Melaksanakan penyediaan bahan rencana dan proker, pelaksanaan
pelayanan administrasi dan teknis, fasilitasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan.
v Sub Bidang Pengembangan Sosbud dan Peran Serta Masyarakat (Bawono
Andi Widodo,SSTP)
Melaksanakan
koordinasi penanggulanagn kemiskinan serta motivasi tradisi sosbud dan PSM.
Kegiatan
yang di tangani Bidang 1 antara lain :
¶ PNPM-MPd
¶ Pembinaan Pasar Desa
¶ Pembangunan Pasar Desa
¶ P2MKM (Pmbangunan/Pemugaran Perumahan Masyarakat Kurang
Mampu)
¶ TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa)
¶ AMPL Pamsimas (Pengadaan Air Minum Berbasis Masyarakat)
¶ TTG (Teknologi Tepat Guna/ Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat)
¶ MP3KI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan
Kemiskinan Indonesia.
Ø Bidang 2 (Peningkatan dan Pengembangan Kapasitas Desa)
Melaksanakan
pengumpulan bahan-bahan sebagai pedoman dan petunjuk teknis tentang penataan,
pembinaan dan pelatihan peningkatan kapasitas aparat pemerintah desa &
kelurahan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa & kelurahan dan lembaga
kemasyarakatan desa & kelurahan, pengembangan desa serta melaksanakan
koordinasi dengan instansi terkait. Di kepalai oleh Drs. Sumarno,M.Si. Terdiri
dari 2 Sub Bidang :
v Sub Bidang Pemberdayaan Kelembagaan Masyarakat desa/Kelurahan
(Estiningsih,S.Sos)
Melaksanakan
pengumpulan bahan penyusuna pedoman dan petunjuk teknis penataan, pembinaan
administrasi desa, kelurahan & Badan Permusyawaratan Desa, pelatihan
peningkatan kapasitas pemerintahan Desa/ Kelurahan dalam penyelenggaraan
pemerintahan Desa/kelurahan & Badan Permusyawaratan Desa serta penyusunan
pedoman & petunjuk produk hukum pengaturan tentang desa dan pengembangan
desa.
v Sub Bidang Perangkat & Administrasi Desa/ Kelurahan
(Akhmadi,S.Sos)
Kegiatan
yang ditangani di bidang 2 antara lain :
¶ Profil Desa
¶ P2MBG (Program Terpadu Pemberdayaan Masyarakat
Berspektif Gender)
¶ Lomba Desa
¶ Pembinaan Administrasi Desa
¶ Pembinaan Perangkat
¶ BBGRM (Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat)
¶ Kuota Kecamatan
Ø Bidang 3 (Sumber Pendapatan Desa)
Dikepalai
oleh herlina Januarita,S.Pd. Terdiri dari 2 sub bidang, yaitu :
v Sub Bidang Sumber Pendapatan Desa (Heru Siswanto,SSTP)
v Sub Bidang Verifikasi dan Evaluasi APBDes (Agus Setiya Budi,S.Sos)
Kegiatan
yang ditangani bidang 3 antara lain :
¶ ADD (Alokasi Dana Desa)
¶ TAPD
¶ APBDes (Anggaran Pendapatan Belanja Desa)
B.
Struktur
Organisasi Bapermades
Kepala : Moh. Amirudin,SIP.MM
Sekretaris : Widyaningsih Sunarwati,SH
Kepala Bagian Perencanaan :
Isya Rofiqoh,S.Sos
Kepala Bagian Keuangan :
Sri Kanti Lestari,SE
Kepala Bagian Umum dan Kepegawaian :
H. Bambang Sutanto,S.Sos
Kepala
Bidang 1 :
Yuswadi,S.Sos
Kepala Sub Bidang 1 :
Niken Suprobowati,SH
Kepala Sub Bidang 2 :
Bawono Andi Widodo,SSTP
Kepala Bidang 2 : Drs. Sumarno,M.Si
Kepala Sub Bidang 1 :
Estiningsih.S.Sos
Kepala Sub Bidang 2 :
Akhmadi,S.Sos
Kepala Bidang 3 : Herlina
Januarita,S.Pd
Kepala Sub Bidang 1 :
Heru Siswanto,SSTP
Kepala Sub Bidang 2 :
Agus Setiya Budi,SE
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKERIN
A.
Bidang
dan Jenis Kegiatan
Bidang
dan jenis kegiatan yang penyusun geluti selama melaksanakan prakerin di
Bapermades adalah Bidang Administrasi, seperti melakukan komunikasi melalui
telepon, memproses surat/dokumen, mendistribusikan surat, menggunakan peralatan
komputer, kearsipan, mempersiapkan pertemuan, dll.
B.
Uraian
Kegiatan Prakerin
1.
Foto
Copy
Cara
Pengoperasian Mesin Foto Copy
Ø Hidupkan mesin
dengan menekan tombol ON
Ø Letakkan kertas
pada kaca tempat foto copy dengan bagian tepi atas menempel pada garis skala
pada posisi yang tepat di tengah
Ø Dengan menekan
tombol pengatur hasil copy.
Ø Tekan tombol
jumlah hasil penggandaan yang dikehendaki
Ø Tekan tombol
cetak (start)
Ø Jika sudah
selesai tekan tombol OFF
2.
Melakukan Komunikasi Melalui Telepon
Hal-hal umum
yang harus diperhatikan ketika menerima telepon:
Ø Mengangkat
gagang telepon
Ø Telepon yang
berasal dari saluran langsung,tidak melalui operator,berbeda penanganannya
dengan telepon yang berasal dari saluran tidak langsung
Ø Gunakan bahasa
yang resmi,komunikatif (maksudnya jelas,dapat dipahami,singkat dan tepat)
Ø Apabila orang
yang dikehendaki oleh si penelepon berada ditempat, secepatnya dihubungkan
kepada yang ditujunya
Ø Apabila telepon
salah sambung,jelaskan dengan ramah bahwa yang bersangkutan salah sambung
Ø Bila penelepon
akan menghubungi pimpinan,maka ada hal atau cara tertentu yang harus diperhatikan
Ø Bersikaplah
sopan,ramah,hangat,dan akrab karena sifat dan sikap kita akan terpantul melalui
nada suara.
Hal-hal yang
khusus yang harus diperhatikan ketika menerima telepon,yaitu:
Ø Mengangkat
gagang telepon dengan menggunakan tangan kiri dan tangan kanan memegang alat
tulis serta kertas berisi lembar pesan telepon (LPT)
Ø Menyampaikan
salam
Ø Menyebutkan
identitas diri, kantor atau perusahaan
Ø Mencatat
hal-hal penting dalam lembar pesan telepon (LPT)
Ø Bila penelepon
kurang jelas,jangan sampai menyebutkan kata apa, hah, heh, karena hal itu tidak
sopan
Ø Jika penelepon
belum memberitahukan identitasnya, mintalah agar penelepon menyebutkan
identitas dengan jelas dan nomor telepon yang dapat dihubungi
Ø Usahakanlah
menerima telepon dengan bersemangat meskipun pekerjaan menumpuk, jangan sampai
suara terdengar lesu
Ø Jika penelepon
terdengar tidak ramah, atau bermaksud mengadu, tanganilah dengan cara
profesional
Ø Tetap tenang,
kendalikan diri, berbicara dengan sabar, bijaksana, namun tegas
Ø Mendengarkan
dengan seksama apa yang diinginkan penelepon (jadilah pendengar yang baik)
Ø Menjawab setiap
pertanyaan dengan jelas, singkat dan tepat
Ø Menyebut nama
penelepon dengan tepat, jangan sampai keliru.
Sikap dalam pelanyanan efektif sebagai seorang
penerima telepon yang perlu diperhatikan adalah 7C yaitu:
a)
Caring
Memperhatikan, mendengarkan dan mencatat masalah konsumen atau penelepon
Memperhatikan, mendengarkan dan mencatat masalah konsumen atau penelepon
b)
Commited
Merasa terikat dengan organisasi,tidak melemparkan permasalahan kepada orang lain dengan alasan bukan tugas atau urusan pribadi
Merasa terikat dengan organisasi,tidak melemparkan permasalahan kepada orang lain dengan alasan bukan tugas atau urusan pribadi
c)
Confident
Penuh keyakinan dalam mengatasi masalah.
Penuh keyakinan dalam mengatasi masalah.
d)
Considetate
Bersahabat, menolong, dan mengerti emosi penelepon
Bersahabat, menolong, dan mengerti emosi penelepon
e)
Controlled
Tidak terbawa emosi pada saat penelepon mengungkapkan kekecewaan ( marah )
Tidak terbawa emosi pada saat penelepon mengungkapkan kekecewaan ( marah )
f)
Creative
Mampu menemukancara - cara yang baik dalam menerima telepon
Mampu menemukancara - cara yang baik dalam menerima telepon
g)
Contagious
Besikap gembira,antusias, sejuk, damai pada penelepon.
Ketika menerima telepon, usahakanlah menerima dengan suara yang baik atau phonogenic. Phonogenic adalah suara yang baik dalam bertelepon atau menerima telepon., yaitu suara yang memberi kesan santun, bersahabat , ramah, dan penuh perhatian.
Alat - alat yang di gunakan dalam menerima telepon, yaitu :
Besikap gembira,antusias, sejuk, damai pada penelepon.
Ketika menerima telepon, usahakanlah menerima dengan suara yang baik atau phonogenic. Phonogenic adalah suara yang baik dalam bertelepon atau menerima telepon., yaitu suara yang memberi kesan santun, bersahabat , ramah, dan penuh perhatian.
Alat - alat yang di gunakan dalam menerima telepon, yaitu :
v Pesawat telepon
v Kalender meja
v Jam dinding
v Alat tulis
v Lembar Pesan
Telepon ( LPT )
v Daftar nomor
telepon ekstention internal
v Buku daftar
telepon masuk
Persiapan
menelepon yaitu :
1.
Siapkan nomor telepon yang hendak di tuju
2.
Siapkan peralatan menulis berupa kertas dan
ballpoint
3.
Catatlah hal - hal pokok yang akan di sampaikan
kepada pihak yang di tuju
Pelaksanaan
menelepon :
·Menekan nomor telepon yang di tuju dengan tepat
sesuai dengan yang di maksud
·Bila ada kesalahan menelepon segeralah minta
maaf
·Berikan salam dan menyebutkan identitas diri
bila telah tersambung
·Mengemukakan maksud dan tujuan dengan tepat dan
jelas dan mudah di pahami
·Mencatat hal - hal yang penting
·Mengakhiri pembicaraan dengan ucapan terima
kasih dan salam
·Meletakan gagang telepon dengan pelan
Ketika menerima
telepon atau menelepon seorang petugas telepon harus dapat menyampaikan informasi,
secara singkat, padat dan jelas.
3.
Menangani Pertemuan
Persiapan penyelenggaraan adalah
sebagai berikut :
A.
Membuat agenda rapat dan susunan acara rapat
Agenda rapat adalah daftar yang
berisi pokok-pokok permasalahan yang akan dibicarakan dalam suatu rapat.
Sedangkan susunan acara rapat adalah rincian atau penjabaran lebih lanjut dari
topik-topik dalam agenda rapat. Sekretaris harus memastikan terlebih dahulu
acara yang akan diadakan atau dilaksanakan pada suatu rapat dengan
mengkonsultasikannya terlebih dahulu kepada pimpinan rapat. Acara tersebut
harus disusun secara sistematis dengan membuat pokok-pokok acara secara garis
besar.
B. Menentukan
peserta rapat
Dari agenda rapat yang telah dibuat
ditentukan siap saja peserta yang akan diundang. Setelah sekretaris menyusun
daftar para peserta rapat yang akan diundang, kemudian konsultasikan kembali
dengan pimpinan rapat, apakah ada penambahan atau pengurangan peserta rapat.
C. Membuat undangan rapat
Surat undangan merupakan surat
pemberitahuan yang sifatnya mengharapkan kehadiran seseorang untuk
berpartisipasi dalam suatu acara tertentu di tempat dan pada waktu tertentu.
Undangan yang dibuat hendaklah memenuhi
beberapa syarat, yaitu sebagai berikut :
Ø Menggunakan kop surat atau kepala surat.
Ø Mencantumkan nomor surat undangan serta tanggal pembuatan.
Ø Mencantumkan perihal undangan rapat.
Ø Mencantumkan nama-nama orang yang diundang rapat.
Ø Mencantumkan hari, tanggal, waktu dan tempat rapat tersebut
diselenggarakan.
Ø Ditandatangani oleh pejabat yang bertanggung jawab atas surat
undangan tersebut.
D. Membuat daftar hadir rapat
Ada dua macam daftar hadir, yaitu
buku tamu dan daftar hadir biasa (yang dibuat di atas selembar kertas). Daftar
hadir digunakan untuk mengetahui jumlah peserta yang datang pada suatu rapat, untuk
mengetahui jumlah sistem yang harus dipersiapkan seperti konsumsi, kursi dan
sebagainya, sebagai bahan penyusunan notula rapat dan sebagai dokumentasi.
E.
Mempersiapkan bahan rapat
Bahan-bahan rapat yang perlu
dipersiapkan antar lain sebagai berikut :
§ Agenda rapat.
§ Notula/hasil rapat yang lalu (apabila rapat tersebut merupakan
kelanjutan dari rapat sebelumnya).
§ Bahan-bahan yang akan dibicarakan dalam rapat (makalah,
laporan-laporan dan sebagainya).
§ Bahan-bahan tersebut disatukan dalam sebuah map dan harus telah
tersedia untuk masing-masing peserta pada waktu rapat dimulai. Apabila
bahan-bahan tersebut memerlukan pemikiran yang panjang, maka harus telah
dikirimkan bersama dengan pemberitahuan rapat/surat undangan, agar dapat
dipelajari terlebih dahulu.
F.
Mempersiapkan peralatan dan
perlengkapan rapat
Peralatan dan persiapan yang perlu dipersiapkan dalam rapat anatara
lain sebagai berikut:
v While board lengkap dengan spidol dan penghapus.
v Flip chart lengkap dengan spidolnya.
v LCD Projector atau OHP (Over Head Projector) lengkap dengan
layarnya.
v Sound system lengkap dengan mikroponnya.
v Map atau tas yang dipergunakan untuk menempatkan bahan-bahan rapat.
v Block note denagn bolpointnya.
v Name tag untuk peserta.
v Laptop atau computer.
G.
Mempersiapkan ruang rapat
Hal-hal yang harus dipersiapkan sehubungan dengan pengaturan ruang
rapat adalah sebagai berikut :
Ø Cahaya penerangan
Bila ruangan
tidak menggunakan penerangan buatan (lampu) tetapi menggunakan penerangan
cahaya sinar matahari, pengaturan tempat duduk harus disesuaikan dengan arah
datangnya sinar matahari tersebut.
Ø Ventilasi udara
Usahakan agar
udara di ruang rapat sejuk, karena ruangan yang terlalu panas atau terlalu
dingin akan mengakibatkan konsentrasi para peserta rapat berkurang.
Ø Pengaturan tempat duduk
Pengaturan tempat duduk ditentukan dari jumlah peserta rapat dan
luas ruang rapat. Ada beberapa macam pengaturan tempat duduk di ruang rapat,
yaitu sebagai berikut :
¶ Gaya klasikal/kelas
Gaya
klasikal/kelas cocok untuk jumlah peserta yang banyak. Berikut ini pengaturan
tempat duduk gaya klasikal/kelas :
¶ Gaya konferensi
Gaya konferensi
dimaksudkan agar semua peserta merasa dihargai dan untuk menimbulkan semangat
team work. Berikut ini pengaturan tempat duduk gaya konferensi
¶ Gaya huruf U
Pengaturan
tempat duduk di ruang rapat gaya hurf U cocok untuk rapat informal. Berikut ini
pengaturan tempat duduk gaya huruf U:
¶ Gaya workshop
Pengaturan
tempat duduk di ruang rapat gaya workshop cocok untuk diskusi kelompok. Berikut
ini pengaturan tempat duduk gaya workshop .
H.
Transportasi
Jika suatu rapat tidak dilaksanaan
di dalam kantor, tentunya transportasi para peserta rapat ke tempat rapat harus
dipersiapkan. Jika harus menyewa mobil atau bus, maka sekretaris harus
menyiapkannya.
I.
Konsumsi
Konsumsi rapat berupa makanan ringan (snack) atau makanan berat
untuk para peserta rapat harus disiapkan agar para peseta rapat nyaman dalam
mengikuti kegiatan rapat. Jika pelaksanaan rapat lebih dari satu hari, variasi
makanan juga harus diperhatikan. Hal ini akan berdampak pada motivasi peserta
dalam mengikuti rapat. Konsumsi berupa makanan dan minuman dapat disajikan
dengan cara sebagai berikut :
·
Disajikan
sebelum peserta rapat dududk.
·
Disajikan
selama rapat berlangsung.
·
Disajikan
pada waktu istirahat dengan cara mengambil sendiri.
·
Disajikan
secara kombinasi. Pada awal rapat telah tersedia minuman dan saat istirahat
para peserta rapat mengambil sendiri makanan dan minuman di tempat yang telah
tersedia.
J.
Kesehatan
Untuk kegiatan rapat yang pelaksanaannya lebih dari satu hari,
hendaknya disediakan unit kesehatan untuk menjaga kondisi kesehatan para
peserta rapat.
K.
Pengecekan persiapan terakhir
Sebelum rapat dimulai atau pada H - 1, sekretaris harus memeriksa
segala persiapan untuk meyakinkan apakah segala sesuatunya telah siap untuk
dipergunakan. Hal-hal yang perlu diperiksa antara lain sebagai berikut :
1.
Apakah
kursi telah cukup sesuai dengan jumlah peserta rapat?
2.
Apakah
letak tempat duduk sesuai dengan fungsi dari setiap peserta rapat?
3.
Apakah
semua alat perlengkapan rapat telah tersedia dalam ruang rapat dan berfungsi
dengan baik?
4.
Apakah
bahan-bahan atau materi rapat yang akan dipergunakan dalam rapat telah
disiapkan dalam suatu map?
5.
Apakah
daftar hadir, agenda rapat dan susunan acara telah disiapkan?
6.
Apakah
konsumsi rapat telah dipesan/disiapkan?
4.
Kearsipan
Perlengkapan yang penting yang sangat
diperlukan untuk menyimpan arsip, yaitu :
Ø Lemari arsip
¶ Filling cabinet
—à untuk menyimpan arsip secara vertikal
¶ Lateral filling
cabinet
Ø Tanda Batas
(guide card = sekat petunjuk)
Jika surat dalam
map disimpan dalam lemari tanpa sandaran
Ø Map arsip
(folder)
Sistem
Kearsipan
Pada dasarnya
kearsipan atau filling adalah kegiatan penyusunan dokumen, warkat dan arsip
pada tempat yang telah ditentukan, sehingga bila diperlukan dapat ditemukan
dengan cepat.
Sistem
kearsipan yang sesuai dengan teori ilmu kearsipan terdiri dari 5 macam yaitu:
v Kearsipan
sistem abjad (Alphabetic Filling System)
Sistem abjad yaitu sistem penyimpanan dan
penemuan kembali arsip berdasarkan abjad. Sistem ini dapat menggunakan abjad
nama orang, organisasi / kantor.
v Kearsipan
sistem Subjeck ( Subjeck filling system )
Dalam sistem ini semua naskah / dokumen disusun
dan dikelompokkan berdasarkan
pokok soal/masalah
v Kearsipan
sistem, wilayah ( Geographic Filling system)
Dalam sistem ini susunan arsip diatur
berdasarkan judul nama wilayah / daerah, seperti nama negara, propinsi,
kabupaten, kecamatan dsb.
v Kearsipan
sistem nomor ( Numeric filling system)
Sistem nomor / angka disebut juga kode klasfikasi
persepuluhan. Yang dijadikan kode surat adalah nomor yang ditetapkan
oleh unit yang bersangkutan.
v Kearsipan
sistem tanggal (chronological filling system)
Dalam sistem ini susunan arsip diatur
berdasarkan waktu, seperti tahun, bulan, dantanggal. Petunjuk pokoknya adalah
tahun, kemudian bulan dan tanggal.
Contoh : – Kode 260190 menyatakan tanggal 26,
bulan Januari, tahun 1990. Atau sebaliknya. 900126 menyatakan tahun 1990, bulan
Januari, tanggal 26
5.
Mencetak Dokumen
Mencetak dokumen menggunakan mesin printer dapat
dilakukan dengan cara:
¶ Pilih file yang
akan di print, pastikan format file sesuai yang kita ingginkan.
¶ Klik tombol
print preview untuk melihat hasil cetakan, lalu klik tombol print, atau tekan
tombol ctrl + P di keyboard.
¶ Pilih printer
yang diinginkan di kotak name.
¶ Pilih All untuk
mencetak seluruh halaman.
Pilih Curent Page untuk mencetak halaman yang
sedang aktif.
Pilih Pages untuk mencetak halaman tertentu dan
masukan halaman yang akan dicetak di kotak isian pages.
¶ Tentukan jumlah
cetakan masing-masing halaman di kotak Number of Copies.
¶ Klik OK atau
tekan Enter di Keyboard untuk memulai proses mencetak.
6.
Menangani Surat Masuk dan Surat Keluar Sistem
Kartu Kendali
a.
Prosedur
surat masuk penting sistem kartu kendali
1. Penerimaan surat
Tugas penerima surat (juru terima surat) adalah sebagai berikut.
1. Penerimaan surat
Tugas penerima surat (juru terima surat) adalah sebagai berikut.
·
Menerima
surat masuk dari instansi lain dan menandatangani surat pengantarnya, serta
membubuhi cap tanggal pada sampul surat.
·
Menyortir
surat masuk tersebut berdasarkan tanda yang terdapat pada sampul antara lain
surat kilat, surat segera, surat pribadi, surat salah alamat, dan surat
rahasia.
·
Menyerahkan
surat tersebut ke pencatat surat.
·
Menerima
surat keluar dari instansi sendiri untuk dikirimkan melalui pos atau kurir.
2. Pencatatan surat
Surat-surat yang diterima oleh pencatat dinilai menjadi tiga kategori, yaitu surat penting, biasa, atau rahasia. Untuk surat yang penting, maka dicatat menggunakan kartu kendali rangkap tiga. Untuk surat yang biasa menggunakan lembar pengantar surat biasa. Surat rahasia menggunakan lembar pengantar surat rahasia.
Surat-surat yang diterima oleh pencatat dinilai menjadi tiga kategori, yaitu surat penting, biasa, atau rahasia. Untuk surat yang penting, maka dicatat menggunakan kartu kendali rangkap tiga. Untuk surat yang biasa menggunakan lembar pengantar surat biasa. Surat rahasia menggunakan lembar pengantar surat rahasia.
Tugas pencatat surat (juru catat surat) adalah sebagai
berikut.
·
Mencatat
surat penting menggunakan kartu kendali, surat biasa dengan lembar pengantar
surat biasa, surat rahasia menggunakan lembar pengantar surat rahasia.
·
Menentukan
kode klasifikasi dan indeks surat, serta unit pengolah pada kartu kendali.
·
Mengambil
kartu kendali I sebagai pengganti buku agenda, kemudian KK I diserahkan ke
penata arsip.
·
Menyatukan
kartu kendali II dan III serta surat dengan penjepit kertas, dan mengarahkannya
ke pengarah surat.
kartu kendali
|
Kolom kartu kendali:
Indeks : Diisi indeks surat
Kode : Diisi kode klasifikasi menurut pola klasifikasi
Tanggal : Diisi tanggal terima surat
No urut : Diisi nomor surat sesuai dengan urutan kartu kendali surat masuk
M / K : Diisi apakah surat masuk atau surat keluar
Perihal : Diisi hal surat
Isi ringkasan : Diisi ringkasan surat
Lampiran : Lampiran surat
Dari : Alamat pengirim surat kalau merupakan surat masuk
Kepada : Alamat yang dikirimi surat untuk surat keluar
Tanggal surat: Diisi tanggal surat
No surat : Diisi nomor surat
Pengolah : Diisi unit pengolah
Paraf : Diisi paraf pengolah surat
3. Pengarahan atau pengendalian surat
Petugas pengarah surat adalah pimpinan pada unit kearsipan (misalnya: Kepala Tata Usaha). Tugas pengarah surat antara lain sehagai berikut.
·
Menerima
surat yang telah dilampiri kartu kendali II dan III, serta memaraf KK III
sebagai bukti surat sudah diterima.
·
Menentukan
arah surat, kepada siapa atau ke unit mana surat diteruskan.
·
Mengisi
kolom indeks, kode, dan pengolah pada kartu kendali.
·
Mengambil
kartu kendali II dan disimpan disimpan di kotak kartu kendali yang berfungsi
sebagai alat pengendali surat dan setelah satu tahun dijilid.
·
Meneruskan
surat beserta kartu kendali III kepada unit pengolah/unit kerja.
·
Menerima
Surat yang sudah selesai diproses oleh unit pengolah dan menukar KK II dengan
KK III
·
Menyerahkan
surat yang sudah selesai diproses ke penata arsip/arsiparis, dan menukar KK III
dengan KK I.
4. Penyampaian surat ke unit
pengolah
Unit pengolah terdiri dari hagian-bagian berikut.
Tata usaha unit pengolah. Tugasnya adalah sebagai berikut.
Unit pengolah terdiri dari hagian-bagian berikut.
Tata usaha unit pengolah. Tugasnya adalah sebagai berikut.
·
Menerima
surat dan kartu kendali III serta memarafnya sebagai bukti hahwa surat
sudah diterima.
·
Membuat
dua lembar disposisi, kemudian melampirkan surat berikut lembar disposisi 1 dan
2 serta KK III untuk disampaikan kepada pimpinan unit pengolah.
·
Menerima
kembali surat, kartu kendali III dan lembar disposisi I dan II yang telah diisi
oleh pimpinan unit pengolah.
·
Menyimpan
kartu kendali III dan meneruskan surat berikut dengan lembar disposisi kepada
pelaksana sesuai instruksi yang ada di disposisi. Surat asli dan lembar
disposisi II disimpan sementara di unit pengolah, sedangkan salinan surat dan
lembar disposisi I diteruskan ke pelaksana surat.
·
Menerima
surat dan lembar disposisi 1 kembali dari pelaksana, jika surat tersebut sudah
selesai diproses, untuk kemudian disimpan beberapa lama. Jika surat tersebut
sudah menurun nilai gunanya (in-aktif), maka surat berikut kartu kendali III
diserahkan kepada penata arsip dan ditukar dengan kartu kendali II, sebagai
bukti hahwa surat disimpan di unit kearsipan oleh penata arsip.
Pimpinan unit pengolah. Tugasnya adalah sebagai berikut.
·
Menerima
surat, kartu kendali III, dan lembar disposisi I dan II dari tata usaha unit
pengolah
·
Mengisi
lembar disposisi I dan II untuk menindaklanjuti surat yang masuk.
·
Menyerahkan
kembali surat, kartu kendali III, dan lembar disposisi I dan II kepada tata
usaha unit pengolah.
Pelaksana.
Tugasnya adalah sebagai berikut.
·
Menerima
surat berikut lembar disposisi I pimpinan dari tata usaha unit pengolah.
·
Melaksanakan
instruksi pimpinan yang ditulis di lembar disposisi.
·
Menyerahkan
surat dan lembar disposisi I kepada tata usaha unit pengolah jika surat sudah
selesai diproses/ditindaklanjuti.
5. Penyimpanan atau penataan arsip
Tugas penata arsip (arsiparis) adalah sebagai berikut.
Tugas penata arsip (arsiparis) adalah sebagai berikut.
·
Menerima
kartu kendali I yang telah diparaf tata usaha unit pengolah dan disimpan di
kotak kartu kendali sebagai bukti bahwa surat sedang diproses di unit pengolah.
·
Menerima
surat yang sudah selesai diproses oleh unit pengolah dan menukar kartu kendali
1 dengan kartu kendali 3.
·
Menyimpan
surat dengan menggunakan sistem tertentu
B. Prosedur pengurusan surat masuk biasa
Dalam penanganan surat masuk yang bersifat biasa, tidak perlu dicatat dalam kartu kendali, tetapi menggunakan lembar pengantar surat biasa. Karena bersifat biasa, penyimpanan surat tidak terlalu lama, dan cukup disimpan di unit pengolah saja, tidak perlu lagi diserahkan kepada penata arsip. Penghapusan arsipnya pun dilakukan di unit pengolah.
Langkah-langkah pengurusan surat masuk biasa adalah sebagai berikut.
Dalam penanganan surat masuk yang bersifat biasa, tidak perlu dicatat dalam kartu kendali, tetapi menggunakan lembar pengantar surat biasa. Karena bersifat biasa, penyimpanan surat tidak terlalu lama, dan cukup disimpan di unit pengolah saja, tidak perlu lagi diserahkan kepada penata arsip. Penghapusan arsipnya pun dilakukan di unit pengolah.
Langkah-langkah pengurusan surat masuk biasa adalah sebagai berikut.
·
Surat-surat
masuk biasa dikumpul 1 atau 2 hari, setelah banyak baru dicatat dalam lembar
pengantar surat biasa rangkap 2.
·
Setelah
dicatat, maka surat-surat tersebut disampaikan ke unit pengolah bersama lembar
pengantarnya.
·
Unit
pengolah membubuhi paraf pada lembar pengantar. Selanjutnya lembar pengantar 1
dikembalikan kepada pencatat.
C. Prosedur pengurusan surat masuk rahasia
Dalam menangani surat masuk yang bersifat rahasia, hanya pimpinan yang boleh membaca surat, kalau pun ada yang boleh mengetahui itu pun hanya pada orang tertentu saja yang sudah ditunjuk langsung oleh pimpinan. Penyampaian surat kepada pimpinan dalam keadaan tertutup atau masih bersampul.
Langkah-langkah pengurusan surat masuk rahasia adalah sebagai berikut.
Dalam menangani surat masuk yang bersifat rahasia, hanya pimpinan yang boleh membaca surat, kalau pun ada yang boleh mengetahui itu pun hanya pada orang tertentu saja yang sudah ditunjuk langsung oleh pimpinan. Penyampaian surat kepada pimpinan dalam keadaan tertutup atau masih bersampul.
Langkah-langkah pengurusan surat masuk rahasia adalah sebagai berikut.
·
Surat
rahasia diterima oleh penerima surat dan menyerahkan kepada pencatat surat.
·
Pencatat
mencatat surat tanpa membuka sampul ke dalam lembar pengantar surat rahasia
(rangkap 2) lalu menyerahkan kepada pengarah surat.
·
Pengarah
surat memeriksa pengisian lembar pengantar dan meneruskan kepada pimpinan unit
pengolah.
·
Pimpinan
unit pengolah memberi paraf pada lembar pengantar 1 dan 2.
·
Pimpinan
unit pengolah menyimpan surat dan lembar pengantar 2, lembar pengantar
b. Penanganan Surat Keluar Sistem Kartu
Kendali
1.
Prosedur penanganan surat keluar penting sistem kartu kendali
Pengonsepan Surat
Tahap awal pada pada penanganan surat adalah membuat konsep. Konsep surat dibuat oleh unit pengolah/unit kerja/sekretaris, kemudian diketik dalam bentuk draft pada lembar konsep surat. Kemudian draft diperiksa lalu disetujui/acc oleh pimpinan dengan memberikan tanda taklik atau paraf pada draft surat. Setelah di -acc, surat diketik rapi pada kop surat dan ditandatangani pimpinan/atasan kemudian diserahkan ke pencatat surat. Pencatatan surat keluar penting menggunakan kartu kendali, dan dilakukan pada unit kearsipan.
Pencatatan Surat
Tugas pencatat surat adalah sebagai berikut
Pengonsepan Surat
Tahap awal pada pada penanganan surat adalah membuat konsep. Konsep surat dibuat oleh unit pengolah/unit kerja/sekretaris, kemudian diketik dalam bentuk draft pada lembar konsep surat. Kemudian draft diperiksa lalu disetujui/acc oleh pimpinan dengan memberikan tanda taklik atau paraf pada draft surat. Setelah di -acc, surat diketik rapi pada kop surat dan ditandatangani pimpinan/atasan kemudian diserahkan ke pencatat surat. Pencatatan surat keluar penting menggunakan kartu kendali, dan dilakukan pada unit kearsipan.
Pencatatan Surat
Tugas pencatat surat adalah sebagai berikut
·
menerima
surat yang sudah ditandatangani oleh pimpinan
·
mencatat
surat pada kartu kendali rangkap 3
·
menentukan
kode surat
·
memberikan
stempel/cap dinas pada surat
·
meneruskan
kartu kedali 1, surat, dan lampiran kepada pengarah surat
·
memberi
paraf pada kartu kendali 2, lalu diserahkan ke penata arsip
·
menyerahkan
kartu kendali 3 ke unit pengolah/unit kerja/sekretaris
Pengarah Surat
Berikut ini merupakan tugas-tugas pengarah surat
Berikut ini merupakan tugas-tugas pengarah surat
·
menerima
kartu kendali 1, surat asli, beserta lampirannya dari pencatat surat
·
mengecek
kelengkapan lampiran surat dan menggandakan surat beserta lampirannya
·
melipat
surat asli dan memasukannya kedalam amplop
·
mencatat
surat di buku ekspedisi ekstern
·
memberikan
surat kepada petugas ekspedisi untuk dikirim
·
menyimpan
kartu kendali 1 sebagai kartu kontrol
·
menyerahkan
salinan surat/tembusan berikut kartu kendali 1 ke penata arsip. Apabila surat
sudah selesai dikirimkan, kartu kendali 1 ditukar dengan kartu kendali 2.
Pengiriman Surat
Pengiriman surat pada umumnya dilakukan oleh kurir atau
pihak ekspeditor. Kurir atau ekspeditor ini akan mengirim surat sesuai dengan
metode diperusahaan itu sendiri.
Penataan Arsip
Adapun tugas penataan arsip adalah.
·
Menerima
kartu kendali 2 dari pencatat surat dan menyimpannya, sebagai pengganti arsip
yang ada di unit tata usaha/pengarah surat.
·
Apabila
surat telah dikirimkan, kartu kendali 2 pada penata arsip di ganti dengan kartu
kendali 1 dan salinan/surat tembusan pada unit tata usaha/pengarah surat.
2. Prosedur penanganan surat keluar biasa sistem kartu
kendali
Penanganan surat biasa (rutin) menggunakan lembar pengantar
surat biasa rangkap 2. Dengan langkah-langkah pengurusan surat sebagai berikut.
Unit Pengolah
Konsep surat dibuat oleh unit pengolah. Surat dibuat dengan
baik, disusun secara lengkap sesuai dengan aturan pembuatan surat juga lengkap
bagian setiap suratnya. Setelah draft surat di acc kemudian
diketik lalu ditandatangani oleh pimpinan, kemudian diserahkan kepada pencatat
surat.
Unit Kearsipan
Pencatat surat di unit ini menerima surat beserta lampiran.
Surat keluar biasa kemudian diberi nomor dan diberi cap/stempel tanggal.
Selanjutnya surat asli beserta lampirannya dilipat dan dimasukan pada amplop
surat kemudian dicatat dalam lembar pengantar 1 dan 2. Kemudian lembar
pengantar 2 diserahkan kepada unit pengolah, dan lembar pengantar 1 beserta
surat dan lampirannya diteruskan ke pengarah surat.
Unit Tata Usaha
Pengarah surat menerima surat beserta lampirannya, dan
lembar pengantar surat biasa (lembar 1). Kemudian surat beserta lampirannya
diperiksa kelengkapannya, dan dikopi untuk diarsip. Tembusan atau kopi surat
dan lampiran diberi cap/stempel tanggal. Selanjutnya, surat asli beserta
lampirannya dilipat dan dimasukan pada amplop kemudian dicatat dalam buku
ekspedisi dan dikirim ke alamat tujuan. Setelah surat dikirim, salinan surat
dan lembar pengantar 1 disimpan pengarah surat/tata usaha.
3. Prosedur penanganan surat keluar rahasia
Penanganan surat keluar rahasia menggunakan lembar pengantar
surat rahasia. Langkah-langkah penanganan surat rahasia adalah sebagai berikut.
·
Surat
dibuat sendiri oleh pimpinan, kemudian dimasukkan dalam amplop tertutup, lalu
diteruskan oleh staff kantor ke pencatat surat.
·
Surat
rahasia langsung dicatat dalam lembar pengantar surat rahasia rangkap 2. Lembar
pengantar surat rahasia 1 diserahkan pada pengarah surat, dan lembar pengantar
surat rahasia 2 diserahkan pada unit pengolah.
Surat dan lembar pengatar 1 diterima oleh pengarah surat,
kemudian dicatat ke dalam buku ekspedisi ekstern untuk dikirim. Setelah surat
dikirim, lembar pengantar 1 disimpan oleh pengarah surat (TU).
7.
Menangani
Surat Masuk Sistem Buku Agenda
a.
Penanganan
Surat Masuk
1. Penerimaan
Semua surat masuk diterima dan dikumpulkan pada suatu bagian atau
petugas tertentu. Kemudian diteliti alamatnya satu persatu apakah alamatnya benar atau tidak.Maksudnya apakah semua surat-surat yang masuk itu benar-benar untuk organisasi yang bersangkutan.
Tugas penerima surat yaitu:
a. Mengumpulkan dan menghitung jumlah surat yang masuk
b. Meneliti ketepatan alamat si pengirim surat
c. Menggolong-golongkan surat sesuai dengan urgensi penyelesaian surat
Pengelompokan semacam ini maksudnya untuk membantu memudahkan dalam penanganan selanjutnya; yaitu selain dapat diketahui ke mana surat itu harus disampaikan, tapi juga dapat diketahui surat-surat yang penyampaiannya harus didahulukan.
d. Menandatangani bukti pengiriman sebagai tanda bahwa surat telah diterima
2. Penyortiran
Penyortiran surat masuk adalah kegiatan memisahkan surat-surat yang diterima dari kantor / instansi lain kedalam kelompok atau golongan-golongan yang telah ditentukan. Surat masuk dapat dikelompokkan dalam tiga macam :
1) Surat pribadi
2) Surat dinas
3) Surat-surat dinas maupun surat-surat pribadi yang harus dikembalikan karena salah alamat.
Langkah yang pertama-tama dilakukan oleh Bagian Penerimaan Surat adalah memilah-milahkan surat. Surat dapat dipilah berdasarkan :
a. Unit Organisasi
Surat-surat dikelompokkan menurut tujuan surat, yaitu kepada pimpinan dan kepada unit organisasi di mana surat itu ditujukan.
b. Macamnya
Surat-surat di dikelompokkan menurut kelompok surat dinas, wesel, giro, surat pribadi, surat dinas, surat tercatat, dan sebagainya.
c. Klasifikasinya
Pemilahan selanjutnya, terutama surat-surat dinas dikelompokkan menurut surat kila/sangat segera (harus diterima dalam waktu 1 x 24 jam), surat segera (diterima maksimal 2 x 24 jam), dan biasa (maksimal 5 hari harus diterima).
d. Kualifikasinya
Selanjutnya surat dikelompokkan menurut surat sangat rahasia (kode SR = membahayakan keselamatan negara), surat rahasia (kode R = menimbulkan kerugian negara), surat terbatas/ konfidensial (kode K = hanya diketahui pejabat tertentu), surat biasa (kode B ).
e. Urgensinya
Surat-surat dikelompokkan teleks, faksimile, telegram, radiogram, surat kawat.
Pengelompokan semacam ini maksudnya untuk membantu memudahkan dalam penanganan selanjutnya; yaitu selain dapat diketahui ke mana surat itu harus disampaikan, tapi juga dapat diketahui surat-surat yang penyampaiannya harus didahulukan.
3. Pencatatan surat
Setelah disortir surat-surat tersebut dibuka satu persatu sambil diteliti
tentang kelengkapan-kelengkapan yang ada.
Disini tidak semua surat boleh dibuka, ada beberapa jenis surat yang tidak boleh dibuka oleh petugas dan hanya orang yang dituju sajalah yang mempunyai hak untuk membuka surat-surat tersebut. Surat-surat tersebut adalah surat rahasia dan surat pribadi.
Untuk membedakan surat-surat tersebut dengan surat yang lain dapat dilihat dari amplop dan alamatnya. Untuk surat rahasia pada amplopnya akan dibubuhi tulisan RAHASIA atau RHS. Sedangkan untuk surat pribadi dapat dilihat dari cara penulisan alamatnya. Surat-surat pribadi alamatnya biasanya tanpa menggunakan jabatan, tetapi hanya namanya saja.
Kemudian membubuhkan stempel agenda pada ruang yang kosong di bagian atas/bawah halaman pertama surat. Setelah surat distempel agenda serta memeriksa ketepatan jenis ataupun jumlah lampiran yang harus diterima maka langkah berikutnya adalah melakukan pencatatan pada buku agenda surat masuk.
4. Pengarahan surat
Surat yang sudah diagendakan kemudian dilampiri lembar disposisi, setelah itu, surat masuk berikut lembar disposisi diserahkan kepada pimpinan untuk memperoleh tanggapan atas isi surat dengan menegaskan pada lembar disposisi tersebut berupa instruksi atau informasi.Surat yang telah memperoleh instruksi kemudian diteruskan kepada unit pengolah untuk diproses.
5. Penyampaian surat
Aktifitas disini adalah menyampaikan surat-surat ke alamat yang dituju. Untuk mendistribusikan surat kepada bagian-bagian yang ada pada suatu organisasi, biasanya ditempuh dengan cara menggunakan Buku Ekspedisi Intern. Buku ekspedisi dipergunakan sebagai tanda bukti penerimaan, pengiriman atau pendistribusian surat. Data yang tercatat disini lebih sedikit dari buku agenda, yaitu nomor urut, tujuan surat, isi surat, dan paraf penerima.
Apabila pendistribusian surat masih di lingkungan intern perusahaan/kantor cukup dicatat pada Buku Ekspedisi Intern, dan untuk pendistribusian surat ke luar lingkungan perusahaan, maka harus dicatat dalam Buku Ekspedisi Ekstern.
6. Penyimpanan surat
Jika surat sudah selesai diproses, maka surat asli harus diserahkan kepada bagian TU untuk disimpan/diarsip dengan menggunakan metode pengarsipan yang digunakan dikantor tersebut.
1. Penerimaan
Semua surat masuk diterima dan dikumpulkan pada suatu bagian atau
petugas tertentu. Kemudian diteliti alamatnya satu persatu apakah alamatnya benar atau tidak.Maksudnya apakah semua surat-surat yang masuk itu benar-benar untuk organisasi yang bersangkutan.
Tugas penerima surat yaitu:
a. Mengumpulkan dan menghitung jumlah surat yang masuk
b. Meneliti ketepatan alamat si pengirim surat
c. Menggolong-golongkan surat sesuai dengan urgensi penyelesaian surat
Pengelompokan semacam ini maksudnya untuk membantu memudahkan dalam penanganan selanjutnya; yaitu selain dapat diketahui ke mana surat itu harus disampaikan, tapi juga dapat diketahui surat-surat yang penyampaiannya harus didahulukan.
d. Menandatangani bukti pengiriman sebagai tanda bahwa surat telah diterima
2. Penyortiran
Penyortiran surat masuk adalah kegiatan memisahkan surat-surat yang diterima dari kantor / instansi lain kedalam kelompok atau golongan-golongan yang telah ditentukan. Surat masuk dapat dikelompokkan dalam tiga macam :
1) Surat pribadi
2) Surat dinas
3) Surat-surat dinas maupun surat-surat pribadi yang harus dikembalikan karena salah alamat.
Langkah yang pertama-tama dilakukan oleh Bagian Penerimaan Surat adalah memilah-milahkan surat. Surat dapat dipilah berdasarkan :
a. Unit Organisasi
Surat-surat dikelompokkan menurut tujuan surat, yaitu kepada pimpinan dan kepada unit organisasi di mana surat itu ditujukan.
b. Macamnya
Surat-surat di dikelompokkan menurut kelompok surat dinas, wesel, giro, surat pribadi, surat dinas, surat tercatat, dan sebagainya.
c. Klasifikasinya
Pemilahan selanjutnya, terutama surat-surat dinas dikelompokkan menurut surat kila/sangat segera (harus diterima dalam waktu 1 x 24 jam), surat segera (diterima maksimal 2 x 24 jam), dan biasa (maksimal 5 hari harus diterima).
d. Kualifikasinya
Selanjutnya surat dikelompokkan menurut surat sangat rahasia (kode SR = membahayakan keselamatan negara), surat rahasia (kode R = menimbulkan kerugian negara), surat terbatas/ konfidensial (kode K = hanya diketahui pejabat tertentu), surat biasa (kode B ).
e. Urgensinya
Surat-surat dikelompokkan teleks, faksimile, telegram, radiogram, surat kawat.
Pengelompokan semacam ini maksudnya untuk membantu memudahkan dalam penanganan selanjutnya; yaitu selain dapat diketahui ke mana surat itu harus disampaikan, tapi juga dapat diketahui surat-surat yang penyampaiannya harus didahulukan.
3. Pencatatan surat
Setelah disortir surat-surat tersebut dibuka satu persatu sambil diteliti
tentang kelengkapan-kelengkapan yang ada.
Disini tidak semua surat boleh dibuka, ada beberapa jenis surat yang tidak boleh dibuka oleh petugas dan hanya orang yang dituju sajalah yang mempunyai hak untuk membuka surat-surat tersebut. Surat-surat tersebut adalah surat rahasia dan surat pribadi.
Untuk membedakan surat-surat tersebut dengan surat yang lain dapat dilihat dari amplop dan alamatnya. Untuk surat rahasia pada amplopnya akan dibubuhi tulisan RAHASIA atau RHS. Sedangkan untuk surat pribadi dapat dilihat dari cara penulisan alamatnya. Surat-surat pribadi alamatnya biasanya tanpa menggunakan jabatan, tetapi hanya namanya saja.
Kemudian membubuhkan stempel agenda pada ruang yang kosong di bagian atas/bawah halaman pertama surat. Setelah surat distempel agenda serta memeriksa ketepatan jenis ataupun jumlah lampiran yang harus diterima maka langkah berikutnya adalah melakukan pencatatan pada buku agenda surat masuk.
4. Pengarahan surat
Surat yang sudah diagendakan kemudian dilampiri lembar disposisi, setelah itu, surat masuk berikut lembar disposisi diserahkan kepada pimpinan untuk memperoleh tanggapan atas isi surat dengan menegaskan pada lembar disposisi tersebut berupa instruksi atau informasi.Surat yang telah memperoleh instruksi kemudian diteruskan kepada unit pengolah untuk diproses.
5. Penyampaian surat
Aktifitas disini adalah menyampaikan surat-surat ke alamat yang dituju. Untuk mendistribusikan surat kepada bagian-bagian yang ada pada suatu organisasi, biasanya ditempuh dengan cara menggunakan Buku Ekspedisi Intern. Buku ekspedisi dipergunakan sebagai tanda bukti penerimaan, pengiriman atau pendistribusian surat. Data yang tercatat disini lebih sedikit dari buku agenda, yaitu nomor urut, tujuan surat, isi surat, dan paraf penerima.
Apabila pendistribusian surat masih di lingkungan intern perusahaan/kantor cukup dicatat pada Buku Ekspedisi Intern, dan untuk pendistribusian surat ke luar lingkungan perusahaan, maka harus dicatat dalam Buku Ekspedisi Ekstern.
6. Penyimpanan surat
Jika surat sudah selesai diproses, maka surat asli harus diserahkan kepada bagian TU untuk disimpan/diarsip dengan menggunakan metode pengarsipan yang digunakan dikantor tersebut.
8.
Melipat Surat
Macam,
model, jenis lipatan surat dan cara melipat surat jenis Baku, Setengah Baku,
Akordion, Semi Akordion, Tunggal, Ganda, Perancis, Baron.
Lipatan
kertas jenis Baku adalah jenis lipatan surat yang paling umum digunakan.
Cara
melipat jenis Baku : Kertas dibagi menjadi tiga bagian sama besar (Bagian 1, 2,
dan 3) lalu dilipat dengan posisi bagian 1 dan bagian 3 semuanya dilipat ke
arah bagian 2
Lipatan
Setengah Baku (Semi Standard Fold)
Lipatan
kertas surat jenis Setengah Baku adalah variasi dari lipatan surat bentuk baku,
perbedaan terletak pada bagian lipatan atasnya saja.
Cara
melipat jenis Setengah Baku : Kertas dibagi tiga bagian, dua bagian sama besar
dan satu bagian lebih kecil, kemudian kertas dilipat.
Lipatan
Akordion (Accordion Fold)
Lipatan
Surat jenis Akordion adalah variasi lain dari lipatan surat bentuk baku.
Cara
melipat jenis Akordion : Kertas dibagi tiga sama besar (bagian 1, 2, dan 3)
kemudian bagian 1 dilipat ke atas dan bagian 3 dilipat ke bawah..
Lipatan
Semi Akordion (Semi Accordion Fold)
Lipatan
Surat jenis Semi Akordion adalah variasi lain dari lipatan surat bentuk baku.
Cara
melipat jenis Semi Akordion : Kertas dibagi 3 bagian (bagian 1 dan 2 sama besar
dan bagian 3 lebih kecil). Bagian 1 dilipat ke atas dan bagian 3 dilipat ke
bawah.
Lipatan
Tunggal (Single Fold)
Lipatan
kertas jenis Tunggal adalah jenis lipatan kertas yang paling sederhana serta
paling mudah dibuat karena hanya dengan membagi kertas surat menjadi dua bagian
yang sama panjang kemudian dilipat.
Cara
melipat jenis Tunggal : Kertas dibagi dua bagian sama besar, lalu dilipat.
Lipatan
Ganda (Parallel Double Fold)
Lipatan
kertas surat jenis Ganda juga adalah jenis lipatan yang mudah untuk dibuat,
karena hanya meneruskan lipatan sekali lagi setelah lipatan tunggal.
Cara
melipat jenis Ganda : Kertas dibagi dua sama besar kemudian dilipat (lipatan ke
1). Lipatan ke 1 dibagi 2 sama besar kemudian dilipat (lipatan ke 2).
Lipatan
Perancis (French Fold)
Lipatan
kertas jenis Perancis sering digunakan untuk surat-surat niaga. Tetapi sekarang
banyak surat surat dinas yang menggunakan jenis lipatan kertas surat yang
semula merupakan lipatan kertas surat yang digunakan oleh raja dan kaum
bangsawan Eropa tersebut.
Cara
melipat jenis Perancis : Kertas dibagi dua sama besar kemudiam dilipat (lipatan
ke 1). Lipatan ke 1 dilipat kembali sama besar sehingga menghasilkan lipatan ke
2
Lipatan
Baron (Baronial Fold)
Lipatan
surat jenis Baron sering digunakan untuk surat-surat dinas atau surat yang
menggunakan amplop atau sampul yang panjang karena panjang lipatan ini melebihi
sampul atau amplop ukuran pendek.
Cara
melipat jenis Baron : Kertas dibagi dua sama besar kemudian dilipat (lipatan ke
1), kemudian lipatan ke 1 dibagi tiga sama besar (bagian 1, 2, dan 3). Bagian 1
dilipat ke kiri dan bagian 2 dilipat ke kanan.
9.
Membuat Amplop
Amplop dapat dikelompokkan berdasarkan
wujud, ukuran, dan penggunaannya.
a. Berdasarkan wujudnya, amplop dibedakan menjadi
1. Amplop Biasa
2. Amplop Berjendela
b. Berdasarkan ukurannya, amplop dapat dibedakan menjadi
1. Amplop Resmi
2. Amplop Kartu
3. Amplop Bisnis
4. Amplop Pendek
5. Amplop Panjang
6. Amplop Besar
c. Berdasarkan penggunaanya, amplop dibedakan menjadi
1. Amplop Katalog
2. Amplop mata berkait
3. Amplop kancing bertali
a. Berdasarkan wujudnya, amplop dibedakan menjadi
1. Amplop Biasa
2. Amplop Berjendela
b. Berdasarkan ukurannya, amplop dapat dibedakan menjadi
1. Amplop Resmi
2. Amplop Kartu
3. Amplop Bisnis
4. Amplop Pendek
5. Amplop Panjang
6. Amplop Besar
c. Berdasarkan penggunaanya, amplop dibedakan menjadi
1. Amplop Katalog
2. Amplop mata berkait
3. Amplop kancing bertali
10.
Menangani Surat Perintah Perjalanan Dinas
(SPPD)
SPPD dari orang-orang yang mengikuti rapat
dikumpulkan lalu dimintakan tanda tangan dan asman dari pejabat berwenang,
setelah itu diberi stempel kantor setempat. Tanda tangan dan stempel diberikan
di tabel “Dari Pejabat di Daerah Yang Dikunjungi” atau sejenisnya. Asman di
gabungkan di pojok kiri SPPD tersebut.
11. Menerima
Faximile
Menerima Dokumen fax
cara manual digunakan apabila
seseorang menggunakan dua fungsi fax dan telefon, untuk langkah ini seseorang
mensetting TEL untuk RECEIVE MODE.
Bila terdengar nada dering angkat
hanset/tekan sp-phone pastikan apakah suara manusia atau beef panjang fax, jika
suara manusia lanjutkan pembicaraan bila beef panjang fax tekan start, display RECEIVING
dan kiriman akan dicetak.
untuk mesin fax yang mempunyai
fasilitas friendly reception dan mengaktifkannya/posisi “on” tidak perlu tekan
START cukup letakan handset pada tempatnya dokumen akan di cetak secara
otomatis.
12.
Komentar
Posting Komentar