cerpen my first love


My First Love

            Meila gadis 16 tahun yang sekarang sedang menekuni seni lukis. Kesehariannya hanya diisi dengan melukis. Tapi ada yang aneh dengan lukisannya kali ini. Biasanya dia menggambar pemandangan alam, tapi sekarang dia menggambar seseorang yang belum pernah ia temui. Laki-laki jangkung dengan rambut cepak. Awalnya dia ingin melukis bunga yang ada di depannya. Tapi,lama-lama lukisan itu malah berubah menjadi sesosok laki-laki tampan yang sedang melambai.
            Keanehan ini kembali terjadi lagi. Meila kembali melukis laki-laki itu. Kali ini dia sedang mendengarkan musik sambil membaca buku. Meila membanting kuasnya. Dia sebal karena merasa gagal melukis. Dia tidak bisa mengontrol lukisannya.
            Pagi ini Meila sengaja berangkat lebih awal, dia ingin mencoba melukis sekolahnya. Malang, belum sempat Meila sampai di sekolah, sebuah motor menyerempetnya hingga ia terjatuh. Pengemudi motor itu berhenti dan menghampiri Meila yang jatuh terduduk sambil membersihkan lengannya. Meila bangun dibantu cowok itu. Cowok itu meminta maaf, setelah Meila mengangguk cowok itu menawari Meila untuk mengantar Meila ke sekolahnya, tetapi Meila menolak dan langsung pergi. Meila nggak tahu kalau sketsa gambarnya terjatuh dan dipungut cowok itu.
            Sesampainya di sekolah, Meila mencari-cari sketsa gambarnya. Tidak ada. Hilang. Kemudian dia teringat cowok yang menyerempetnya tadi pagi. Sorot matanya seperti tidak asing lagi. Meila seperti pernah melihat sorot mata itu. Tapi dimana? Dan punya siapa?
            “ Pagi, Mei!” sapa Joana.
            “ Pagi, Jo!” balas Meila. Joana duduk di sebelah Meila. “ Ada apa?” tanyanya. “ Sketsa gambarku hilang, Jo” jawab Meila.
            “Bagaimana bisa? Sketsa cowok yang pernah kamu ceritakan waktu itu?” tanya Joana. Meila mengangguk. Sebenarnya Meila juga bingung, mengapa dia harus sedih kehilangan sketsa itu? Padahal sebenarnya sketsa itu tidak terlalu penting.
            Ternyata hari ini ada anak baru, dan betapa kagetnya Meila. Anak baru itu. Cowok itu. Cowok yang akhir-akhir ini sering Meila lukis. Sekarang dia berdiri tegap di hadapannya. Dan sorot mata itu. Dia cowok yang menyerempet Meila tadi pagi. Cowok itu juga terkejut, tapi dia pandai menutupi keterkejutannya.
            Pelajaran hari ini tidak ada yang terekam di memori otak Meila. Pikirannya melayang-layang entah kemana. Bel istirahat berderig. Meila sedang membereskan bukunya ketika anak baru yang bernama Jimmy itu muncul disebelahnya.
            “Eh, lo yang tadi pagi ya? Gue minta maaf, ya.gue nggak sengaja. Kalo tahu kita satu tujuan, seharusnya lo ikut gue aja tadi.” Ungap Jimmy. Meila belum menjawab, tapi Jimmy sudah menarik tangannya.
            Ternyata Jimmy itu orang yang menyenangkan. Dia itu humoris dan nggak gampang marah. Dia juga tahu banyak hal, ketika Meila ngomong ini dia nyambung, ngomong itu dia juga nyambung. Padahal mereka baru kenal tadi.
            Semakin hari Meila dan Jimmy semakin dekat. Meila sampai lupa kalau Jimmy itu siapa. Jimmy ternyata juga suka melukis. Waktu Meila dan Jimmy ke bukit, mereka akan melukis pemandangan dari sana.
            “Mei, gue mau nanya sesuatu sama lo.’
            “Apa?” tanya Meila sambil menengok kearah Jimmy. Jimmy mengeluarkan beberapa lembar kertas dari bukunya.
            “Aku menemukan kertas ini waktu aku nyerempet kamu. Aku mau tanya kapan kamu membuat sketsa ini?” tanya Jimmy. Meila terperanjat, dia tidak tahu harus ngomong apa. Kekhawatirannya waktu itu ternyata benar. Ternyata memang Jimmy yang memungut sketsa Meila.
            “Aku...aku...”
            “Tolong jawab yang jujur, Mei. Jujur aku kaget waktu aku melihat sketsa gambar diriku. Awalnya, ku pikir aku pernah melihatmu. Tapi bagaimana kau bisa membuat sketsa gambarku begitu sempurna?” tanya Jimmy lagi.
            “Aku...aku nggak tahu.” Jawab Meila. Matanya mulai berkaca-kaca. Entah mengapa Meila merasa takut.
            “Dan lukisan yang waktu itu kau sembunyikan dariku, itu lukisan diriku, kan? Bagaimana kau bisa melakukan itu?” Jimmy terus bertanya pada Meila. Meila tidak bisa menahan air matanya.
            “Aku nggak tahu. Aku juga kesal karena aku nggak bisa gambar lain selain gambar kamu. Berulang kali aku coba tapi aku nggak bisa. Aku juga heran karena aku belum pernah bertemu kamu.” Jawab Meila.
            “Kurasa pernah, kau gadis kecil yang menangis di ayunan dulu, kan?” tanya Jimmy kemudian. Mata Meila terbelalak. Jadi jimmy anak yang dulu selalu menghiburnya setelah ibunya meninggal. Orang yang dulu tiba-tiba menghilang. Pacarnya waktu dia masih kecil. Meila langsung menghambur memeluk Jimmy. Melepas rindu.
            “Mimi.” Meila menangis juga tersenyum. Mimi adalah panggilan dari Meila untuk Jimmy dulu.
            “Meimei.” Meila melepas pelukannya. Sekarang dia memandang lekat-lekat wajah Jimmy.
            “Lo masih jadi pacar gue, kan? Lo selama ini nggak selingkuh, kan?” tanya Jimmy sok curiga. Meila hanya tersenyum, lalu memeluk Jimmy lagi sambil berkata” aku sayang kamu Mimi.”

The end

Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh surat reservasi hotel

contoh surat undangan rapat

Analisis Strategi PT Agung Podomoro Land Tbk